Judul | POTRET AKHLAK MULIA RASULLAH SAW KEPADA NON-MUSLIM |
Penulis | PROF.DR.AR-RAGHIB AS-SIRJANI |
Jumlah Halaman | XXVII+ 350 |
Penerbit | PUSTAKA HATI |
Kategori | AGAMA |
Potret Akhlak Mulia Rasullah Saw Kepada Non-Muslim
Cetakan pertama : 2020
ISBN : 978-623-7272-18-2
Berat : 300 gram
Islam itu ramah dan toleran. Dalam Islam, hakikat manusia ditempatkan dalam posisi tertingginomor dua setelah Allah SWT. Manusia adalah wakil Allah di bumi. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. (QS. al-Baqarah: 30)
Dan sesungguhnya telah Kami muiliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dani yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebinan yang sempurma atas kebanyakan makniuk yang telan Kami Ciptakan(Qs.al-isra’70)
Penghormatan dan pengagungan terhadap manusia ini bersifat umum dan menyeluruh, baik kepada kaum muslim maupun non-muslim. Semua manusia diangkat oleh Allah, dikaruniai rezeki dan hal-hal baik. Semua itu diunggulkan dan ditinggikan dibanding makhluk-makhluk yang lan.
Penghormatan terhadap seluruh manusia merupakan syariat Islam. Pandangan tentang kemullaan manusia ini tecermin dalam setiap perkataan dan perbuatan Rasulullah saw. Manusia tidak boleh dihinakan, didzalimi, dilanggar hak-haknya, ataupun dikurangi kemuliaannya. Ini ajaran yang sangat jelas dalam ayat al-Quran maupun perkataan dan perbuatan Nabi saw. Nabi saw bersabda:
“Barang siapa membunuh kafir mu’ahad, maka Allah mengharamkan surga atas dirinya “(Hadis Sunan Abu Dawud, Nasai,Ahmad).
Dalam hadis qudsi Allah mengharamkan kedzaliman atas diri-Nya dan mengharamkan atas hamba-Nya. Diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari dari Rasulullah bahwa Allah berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas dir-Ku. Maka aku menjadíikan kezaliman itu haram atas diri kalian. Janganlah kalian saling berbuat zalim.”(Shahih Muslim)
Inilah ajaran Islam tentang kemanusiaan. Rasulullah saw ingin menanamkan dalam jiwa kaum muslimin penghormatan dan penghargaan terhadap setiap jiwa manusia.
Doktrin lain yang tak kalah penting terkait kelompok yang berbeda akidah dan keyakinan, bahwa perbedaan di antara manusia adalah keniscayaan. Tidak bisa ditolak. Tidak pernah ada takta banwa seluruh manusia di dunia memiliki kesamaan pandangan dalam satu masalah, termasuk tauhid dan Ketuhanan. Allah berfirman:
“Jikalau 1unanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berseisih pendapat.“(Q5. Hud:118)
Syar’at Islam memerintahkan berlaku adil, karena berlaku adil tu adalah ciri orang bertakwa, kemudian kasih sayang, lemah lembut dan saling mengenal yang merupakan bagian dari keluhuran akhlak. Sikap mulia tersebut berlaku untuk kaum muslimin maupun non-muslim.