Judul | PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF PETANI TUNAKISMA |
Penulis | DUMASARI, DKK |
Jumlah Halaman | XV + 104 |
Penerbit | PUSTAKA PELAJAR |
Kategori | SOSIAL & POLITIK |
Cetakan 1 : Oktober 2021
ISBN : 978-623-236-194-2
Kertas : HVS
Sampul : Softcover
Eksistensi petani sebagai motor penggerak pembangunan pertanian berkelanjutan
berbasis sumber daya lokal memang tidak dapat dipungkiri. Peran strategis petani
menjadi salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Petani adalah produsen sekaligus konsumen pangan hingga turut menentukan
ketercukupan pangan dan gizi ideal untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Petani berkontribusi terhadap penyediaan bahan baku bagi berbagai sektor
lain. Meski demikian, petani dengan segala keterbatasannya senantiasa menghadapi
sederet persoalan dalam mencapai better farming, better business, better income,
better living dan better community. Petani tunakisma yang dikenal tanpa lahan
pertanian berstatus hak milik khususnya buruh tani dan petani penyakap atau
penggarap termasuk komunitas terentan terkena ancaman jerat kemiskinan.
Keduanya mengerjakan kegiatan on-farm dan off-farm. Buruh tani bekerja berpindah
dari satu petak lahan ke petak lainnya sesuai permintaan petani pemilik atau
penyewa. Buruh tani memperoleh upah harian atau mingguan dari hasil curahan
tenaga dan waktu kerja. Sementara, petani penyakap atau penggarap bekerja secara
menetap pada sepetak lahan pertanian sepanjang musim tanam dan mendapat
imbalan bagi hasil panen. Keadaan faktual kedua tipe petani tunakisma ini lemah
dalam jaminan kesempatan kerja produktif terutama saat musim paceklik tiba.
Tingkat upah rendah sehingga pendapatan kurang layak. Petani tunakisma sulit
mengembangkan diversifikasi pola nafkah produktif baik pada on-farm, off-farm dan
non-farm. Keadaan tersebut tentu tidak lepas dari kualitas sumberdaya manusia
petani tunakisma masih relatif rendah. Rangkaian persoalan yang demikian tidak
dapat dibiarkan berlangsung terus. Salah satu solusi yang urgen dan krusial dilakukan
ialah mengaktifkan petani tunakisma dalam pemberdayaan partisipatif berbasis
sumber daya lokal. Hal inilah yang memotivasi penelitian hingga tema difokuskan
pada kajian tentang pola pemberdayaan partisipatif petani tunakisma melalui
penguatan kohesi sosial. Fungsi kohesi sosial efektif sebagai lem perekat dalam
membangun kesadaran kolektif petani tunakisma agar bersama maju bergerak aktif
dalam ragam bentuk pemberdayaan partisipatif. Penguatan kohesi sosial merupakan
kekuatan dan energi berharga bagi petani tunakisma agar berperilaku kian produktif,
kreatif dan inovatif tentu dengan tetap menjaga keseimbangan sosial budaya dan
lingkungan alam. Untaian hasil penelitian empiris dipadu dengan paparan konsep dan
teori yang berkaitan dijalin dalam delapan bagian buku ini. Tim penulis mengharapkan
kemampuan analisis sidang pembaca menjadi semakin meningkat terutama
menyangkut nilai strategis penguatan kohesi sosial yang potensial dimanfaatkan
untuk mengintegrasikan petani tunakisma dalam ragam program pemberdayaan
partisipatif.