Judul | KONFLIK KALBAR DAN KALTENG |
Penulis | |
Jumlah Halaman | XII + 310 HAL |
Penerbit | PUSTAKA PELAJAR |
Kategori | UMUM |
Konflik kekerasan yang terjadi di Propinsi Kalbar dan Kalteng bisa dikatakan sebagai kerusuhan antar etnik yang tergolong masif. Melihat begitu banyaknya korban tewas dalam konflik di Sambas, Kalbar (1999), dan Kalteng (2001) dapat disimpulkan negara mampu mencegah meluasnya konflik . Pada de-eskalasi konflik, negara gagal memainkan peranan jangka pendek, yakni mencegah eskalasi yang bersifat masif dan destruktif. Hal demikian terlihat pula dalam jangka panjang, dimana di kalanan warga masyarakat maupun dikalangan elite politik pemerintahan di Kab. Sambas, perasaan-perasaan “membenci” etnik madura masih tumbuh subur–kalau tidak bisa dikatakan bahwa perasaan semacam itu bisa dipelihara.