Judul | KEAMPUHAN PUASA DAWUD |
Penulis | SUYADI |
Jumlah Halaman | |
Penerbit | MITRA PUSTAKA |
Kategori | AGAMA |
“Berpuasalah tiap-tiap bulan tiga hari, sebab tiap-tiap kebajikan dilipatgandakan sepuluh kali, dan itu sama artinya dengan puasa sepanjang masa. Dan berpuasalah sehari dan berbuka sehari, dan itulah puasa Nabi Dawud as.” (HR. Muslim dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra).
“Puasa yang mengandung sebaik-baik hikmah dan keutamaan adalah puasa Nabi Dawud as, karena ia merupakan puasa yang paling disukai Allah SWT” (Hamdani Bakran Adz-Dzakiey)
Pada dasarnya puasa Dawud dan puasa sunnah lainnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Baik puasa Dawud maupun puasa sunnah memiliki durasi waktu yang sama, yakni dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari. Yang membedakan hanyalah hari apa dan kapan waktunya, bukan berapa lamanya durasi waktu berpuasa. Oleh karena itu sesungguhnya puasa Dawud bukan hal yang amat berat dan sulit. Puasa Dawud hampir sama dengan puasa sunnah lainnya.
Puasa Dawud, memang tidak semua orang mampu menjalankannya. Apalagi yang mampu mempertahankan hingga seumur hidupnya. Yang sering saya jumpai, rata-rata mereka yang mengamalkan puasa tersebut mempunyai cita-cita yang sangat didamba-dambakan. Entah apa bentuknya, tetapi yang jelas, dengan puasa Dawud tersebut mereka berharap besar bahwa Allah segera mengabulkan doa-doanya.